Monday, June 2, 2014

Budidaya Kroto Semut Rangrang Ternyata Sulit Dilakukan

Budidaya Kroto Semut Rangrang Ternyata Sulit Dilakukan - Setelah sekian lama mencoba, bahkan hampir 1 tahun ini, dengan 2 kali percobaan, hasilnya masih belum terlihat memuaskan. Mungkin karena maksud budidaya kroto yang saya lakukan itu mencoba, jadi hasilnya juga coba-coba. Banyak yang menyampaikan di media online seperti di internet, bahwa budidaya kroto itu mudah dan dapat menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, namun pada kenyataannya, ternak semut rangrang sangat sulit dilakukan. Jangankan panen, supaya kroto dapat bertahan hidup saja susah.

Tidak mudah memang memindahkan makhluk hidup ke tempat lain yang bukan habitatnya. Banyak sekali yang harus diadaptasi, seperti misalnya:
  1. Tempat atau lingkungan yang baru
  2. Sarang baru
  3. Makanan baru
  4. Minuman baru
  5. Suasana baru
Budidaya Kroto Semut Rangrang Ternyata Sulit Dilakukan

Kita, manusia saja, jika semalam saja tidur di tempat lain, rasanya gelisah. Mungkin semut rangrang juga merasa gelisah, namun sayangnya mereka tidak bisa bicara, sehingga kita tidak mengetahuinya kegundahan hati semut rangrang.

Saya sudah dua kali mencoba dalam budidaya semut rangrang:
Yang pertama
Saya membeli bibit dari Yogyakarta 2 toples dengan harga pertoples Rp. 150.000,00. dengan modal Rp. 300.000,00 itu saya memulai budidaya kroto. Bibit datang lewat jasa pengiriman barang, segera saya tempatkan pada rak budidaya. Terlihat bagus memang, semut rangrang terlihat agresif mau memakan apa saja yang kita berikan. Di dalam toples terlihat banyak krotonya (telur semut rangrangnya). Ini merupakan harapan yang bagus.

Selang beberapa minggu, setelah kroto bawaan dari penjual menetas semua, mulai muncul permasalahan, yaitu tidak ada telur yang baru. Bukan hanya itu, semut rangrang menjadi susah makan. Lama-lama anggota koloni semakin berkurang, bukannya nambah malah berkurang. Mungkin sebagian mati dan sebagian keluar rak melalui kaki rak yang airnya sering kering tak terkontrol.

Akhirnya semut rangrang seharga Rp. 300.000,00 saya musnah, setelah 10 hari saya tinggal untuk berdagang di laut karena waktu itu hari raya Idul Fitri. Setelah selesai berdagang, semut rangrang telah habis, ternyata air di kaki rak mengering dan semut rangrang kabur semua.

Yang kedua
Saya kembali melakukan uji coba ternak semut rangrang. Kali ini dengan mengambil sarang langsung dari alam. Kebetulan di pohon dekat rumah saudara saya ada sarang yang cukup besar. Segera saya ambil dengan bantuan saudara saya. Sarang daun dari pohon segera saya letakkan di rak yang telah ada makanan, minuman, dan toplesnya.

Selang satu hari, semut rangrang telah menempati sarang barunya, terlihat banyak sekali krotonya di dinding toples bagian atas. Pakan saya beli dari pasar berupa ulat hongkong. Ketika baru pertama kali, semut rangrang terlihat lahap dan beringas menyantap ulat hongkong. Selang beberapa minggu kemudian sama seperti pada uji coba yang pertama, hasilnya setelah kroto menetas menjadi semut rangrang, tidak ada lagi telur baru.

Entah apa sebabnya, mungkin karena tempatnya kurang nyaman, makanannya kurang cocok, atau hal lain yang saya belum tahu.

Padahal, jika membaca artikel di internet terlihat mudah melakukan budidaya semut rangrang ini. Semua petunjuk dari internet sudah saya lakukan, dari mulai memberi pakan bermacam-macam dan lainnya. Namun hasilnya masih belum bisa saya peroleh.

Dari semua yang saya alami, ada beberapa hal penting yang harus kita lakukan dalam budidaya kroto, yaitu:
  1. Cari informasi sebanyak mungkin tentang cara budidaya kroto yang benar
  2. Jangan cuma membaca di internet, tapi berusaha untuk mendatangi langsung ke peternaknya
  3. Pelajari dan pahami semua ilmu tentang budidaya kroto dengan baik
  4. Jangan memulai budidaya kroto dengan membeli bibit, karena harganya tergolong mahal
  5. Jangan membeli bibit kroto jika kita belum tahu cara beternak kroto yang benar
  6. Lebih baik mulai dari yang kecil, mulai dari yang sedikit dengan mencari bibit kroto dari alam
  7. Pelajari segala kemungkinan
  8. Dan jangan pernah menyerah jika gagal, coba lagi, karena kegagalan adalah bagian dari kesuksesan
Demikian sharing dari saya, semoga bermanfaat dan mari belajar bersama.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Budidaya Kroto Semut Rangrang Ternyata Sulit Dilakukan

0 comments:

Post a Comment