11 Penyebab Kegagalan Budidaya Kroto Yang Harus Dihindari - Terkadang ketika kita baca di internet, budidaya kroto tampak sangat menguntungkan. Hal itu dikarenakan banyaknya artikel di internet tentang budidaya kroto, yang menulis bahwa budidaya kroto itu bisa hasilkan ratusan juta.
Seperti informasi dari Liputan6, ada peternak kroto yang mampu menghasilkan Rp 150 juta hingga Rp 200 juta per bulan. Setiap bulan dia bisa panen 2 ribu toples lebih! Tapi angka itu bisa diraih bukan dengan kerja yang mudah, banyak yang harus dipelajari dan diterapkan agar bisnis ini bisa sukses.
Bagi pemula, budidaya kroto ibarat maraton panjang, semuanya berjalan secara berkesinambungan. Agar perjalanan bisnis kroto Anda bisa lancar, maka Anda harus memahami seluk beluk bisnis ini secara mendalam. Jika Anda melakukan kesalahan dan tidak memperbaikinya, maka besar kemungkinan Anda akan Gagal.
Tapi setiap permasalahan maka pasti ada solusinya. Untuk itu kami telah melakukan riset panjang dan menemukan ada 11 kesalahan yang bisa menyebabkan kroto Anda gagal berkembang.
Berikut 11 hal tak terduga yang sering menyebabkan kroto Anda gagal berkembang :
1. Peletakkan Starter yang Salah
Saya tidak peduli Anda dapatkan starter (bibit) darimana. Anda beli atau Anda dapatkan dari alam. Peletakkan starter awal pada rak cukup krusial.
Kesalahan yang sering di buat yaitu:
- Semut diletakkan pada rak dan disingkirkan sarang daun-nya (jika starter dari alam)
- Semut dikeluarkan semua dari toples (jika starter beli)
Hal yang kemungkinan terjadi jika Anda melakukan hal tersebut:
- Semut berkumpul pada ujung Rak
- Semut berkeliaran dan tidak mau masuk ke dalam media baru
- Semut menjatuhkan diri dari rak
Kenapa bisa demikian?
Alasannya sederhana, semut merasa shock dan tidak bisa adaptasi dengan rumah barunya. Solusinya adalah ketika meletakkan semut di awal, jangan menghancurkan sarang sebelumnya. Jika ambil dari alam ada sarang daunnya, biarkan saja sampai semua semut masuk ke media baru yang disiapkan. Segera setelah semua semut berpindah sarang, barulah buang sarang lamanya.
2. Mencampur koloni baru dengan koloni lama
Kesalahan yang sering terjadi adalah mencampurkan semut dari koloni lain dengan koloni yang sudah ada. Hal ini akan menimbulkan perang besar-besaran dalam dunia semut. Semut prajurit dan pekerja akan bekerja sama memerangi koloni lain. Akibatnya, banyak semut yang mati sia-sia.
Sayang sekali..!
Ketika kehilangan banyak semut pekerja, maka koloni tidak akan bekerja sebagaimana mestinya. Oleh karena itu sangat tidak diperbolehkan mencampur dua koloni sekaligus. Ketika Anda ingin menambah koloni baru maka sebaiknya dipisahkan rak hidupnya. Jika Anda hanya punya 1 rak, maka cara mengakalinya adalah memisahkan koloni berdasar tingkat rak. Koloni lama pada rak bagian atas, dan koloni baru pada rak bagian bawah. Memisahkannya dengan mengikatkan kain berlumur oli pada bagian pemisah rak atas dan bawah. Dengan demikian semut tidak akan bisa memanjat naik atau memanjat turun.
3. Kapasitas rak yang tidak sesuai
Anda sudah menyiapkan rak yang besar sebagai tempat tinggal calon kroto Anda. Ketika mencari starter di alam ternyata hanya dapat sarang yang kecil.
Ketika terjadi hal ini maka Anda sebaiknya membatasi pergerakan semut pada rak tersebut. Rak yang terlalu besar dan luas akan membuat semut menjadi malas membuat sarang. Energi semut Anda akan habis hanya untuk mengeksplorasi rak Anda. Cara membatasi pergerakan semut bisa dengan mengikatkan kain berlumur oli pada bagian pemisah rak tersebut. Atau Anda juga bisa menggunakan sistem tatakan meja, dimana 1 toples / media sarang semut diletakkan pada 1 meja kecil.
4. Terlalu cepat meletakkan toples kosong
Saya asumsikan Anda sudah punya 5 toples sarang semut yang sudah baru mulai produksi kroto. Karena ingin cepat mendapatkan banyak kroto, Anda menambah 10 toples kosong sebagai sarang baru koloni semut Anda.
Anda tahu apa yang akan terjadi?
- Koloni Anda akan berkurang secara drastis.
- Perkembangan koloni tidak lagi stabil.
- Kroto gagal berkembang.
Kenapa bisa begitu?
Sederhana, semut masuk ke toples kosong, membuat sarang kemudian meninggalkannya. Hal itu berulang-ulang terjadi pada toples-toples kosong lainnnya. Semut rangrang Anda tidak fokus membuat sarang dan membesarkan telurnya menjadi kroto, mereka ‘ketagihan’ membuat sarang. Oleh karena itu, hal ini harus dihindari. Penambahan toples sebaiknya tidak terlalu banyak dalam sekali waktu. Contoh, Anda punya 10 toples yang sudah 70% penuh maka idealnya Anda maksimal tambah 2 – 3 toples kosong.
5. Kesalahan meletakkan rak
Sudah saya tuliskan sebelumnya dan merupakan salah satu yang sering lolos pengamatan yaitu peletakkan rak pada tempat yang salah.
Cahaya matahari
Rak yang diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung melebihi 30%, beresiko besar menyebabkan kegagalan panen. Walaupun pada habitat alaminya, sarang akan terpapar matahari namun kondisi dalam sarang adalah gelap. Jika Anda menggunakan media toples maka sinar matahari bisa langsung masuk ke dalam sarang dan mengenai semut dan kroto. Akibatnya, semut akan kepanasan dan mati. Calon kroto akan terpanggang dan tidak bisa berkembang. Solusinya, rak harus berada pada tempat yang adem, dan minim cahaya. Maksimal cahaya masuk adalah tidak melebih 30% ruangan. Cahaya tidak boleh langsung terpapar ke toples / media ternak.
Angin dan Hujan
Jauhi penempatan rak pada lokasi yang banyak angin bertiup. Tubuh semut sangat kecil sehingga mudah terbawa angin untuk terbang. Selain angin juga perhatikan atap tempat rak diletakkan. Jangan sampai atapnya bocor ketika hujan. Rak yang sering terkena air hujan akan menyebabkan rak berjamur. Semut rangrang tidak suka dengan rak yang berjamur.
6. Suhu dan kelembapan tidak terkontrol
Sudah saya singgung sebelumnya, semut tidak suka cahaya dan panas. Oleh karena itu haruslah menjaga agar rak dan toples agar tidak terkena cahaya matahari langsung. Suhu dan kelembapan ruangan juga memainkan peranan penting. Sebaiknya menggunakan alat ukur suhu digital, agar bisa menjaga suhu 30°C - 33°C. Kelembapan udara haruslah diatas 60%. Jika kelembapan udara menurun dan suhu meningkat, Anda bisa gunakan spray yang di isi air untuk menyemprot ruangan ternak kroto. Spray akan menurunkan suhu ruangan dan meningkatkan kelembapan udara.
7. Membuat semut stres dan tidak nyaman
Inilah hal yang bisa membuat semut stres dalam sarangnya:
- Kurang pakan.
- Terganggu predator, merasa terancam.
- Rak kotor dan jamuran.
- Lingkungan rak yang bising.
- Sering pindahkan sarang semut untuk diamati.
- Rak bergoyang.
- Sering ada lalu lalang di sekitar sarang semut.
Solusinya harus disesuaikan dengan gangguan yang terjadi, yaitu:
- Beri pakan secara konsisten dan teratur
- Jauhkan dari predator, terutama cicak, kodok, hewan ternak.
- Rak dibersihkan 3 hari sekali
- Jauh dari kebisingan
- Hanya dekati rak untuk beri makan dan bersih2
- Jangan sampai rak bergoyang.
- Hindari lalu lalang di sekitar rak dan sarang semut
Jika semut stress, cara untuk membuatnya tidak lagi stress bisa dengan meletakkan daun muda dari pohon mangga, sirsak, jambu air, atau nangka.
8. Kesalahan meletakkan pakan
Kesalahan meletakkan pakan bisa membuat semut kebingungan dan tidak memakan pakannya. Hal ini sering tidak terduga karena nampaknya sangat sepele sekali. Sering kesalahan yang terjadi dimana pakan diletakkan langsung ke dalam toples. Makanan seperti tulang ayam, daging atau hewan mati, akan membusuk jika di masukkan ke dalam toples / media sarang. Ini akan menyebabkan semut meninggalkan sarang dan bahkan cenderung mati. Solusinya, pakan diletakkan di luar toples / media dan selalu letakkan pada tempat yang tetap.
9. Tidak memperhatikan genangan air
Genangan air dibawah rak adalah berfungsi sebagai penjara. Ketika tidak ada air, maka semut bebas bekeliaran keluar rak. Biasanya air habis disebabkan karena ada hewan yang minum air tersebut. Ketika semut menemukan hal ini maka berbondong mereka akan lari dari rak. Oleh karena itu, pantaulah genangan air dibawah rak. Sebaiknya jarak rak pada tepi kolam buatan yaitu 50cm agar menghindari terbentuknya jembatan semut untuk melarikan diri. Soalnya semut rangrang mampu membuat jembatan semut.
10. Tergesa-gesa dalam memanen Kroto
Tidak heran Anda ingin segera menikmati hasil kerja keras Anda. Namun tiada kesabaran bisa membuat Anda mengalami kegagalan panen berikutnya.
Biasa ini sering terjadi pada pemula:
- Melakukan panen 99% dari total kroto yang ada pada satu toples.
- Melakukan panen 90% dari total jumlah toples.
- Hal ini akan menyebabkan regenerasi yang lambat bahkan tidak ada regenerasi lagi. Kemudian akan terjadi penyusutan jumlah koloni mencapai 60%.
Agar tidak terjadi hal demikian maka panen maksimal adalah 50% dari total koloni. Kemudian pada 1 toples maksimal dipanen 80% saja. Tujuannya agar semut tidak mengalami stress berat kehilangan kroto-kroto yang berharganya dan bisa segera menghasilkan lagi kroto yang banyak.
11. Percaya koloni bisa berkembang tanpa Ratu
Banyak artikel di internet yang menyatakan bahwa ternak kroto tanpa ratu bisa berhasil.
Benarkah bisa berhasil kalau tidak ada ratu?
Menurut perannya, semut rangrang terdiri dari 5 jenis, yaitu:
- Semut Ratu.
- Semut pekerja.
- Semut prajurit.
- Semut pejantan.
- Semut calon ratu.
Dari 5 tersebut, hanya ratu semut yang bisa menghasilkan telur.
Sedangkan semut pekerja / perawat semuanya mandul. Hal itulah yang membuat semut pekerja mau menjaga telur-telur tersebut. Bayangkan jika semut pekerja juga bisa menghasilkan banyak telur, tebak mau di apakan telur dari ratu yang tidak bisa banyak bergerak itu?
Benar! Telur tidak akan dijaga..
Hanya ratu semut yang fertil, oleh karena itu semut pekerja mau tidak mau harus menjaga telur-telur yang dihasilkan ratu untuk keberlangsungan koloni. Selain itu fungsi ratu adalah mengatur agar koloni tidak kacau. Ratu dalam koloni semut rangrang adalah kunci dari bisnis ternak kroto. Tanpa ratu, darimana bisa dihasilkan telur-telur tersebut?
Tambahan:
Karena banyak yang bilang ketika mereka mencari rangrang di alam ada telur dan krotonya. Namun mereka tidak menemukan ratu koloni tersebut. Pertanyaannya, darimana datangnya telur-telur tersebut? Untuk menjawab hal ini kita harus mengetahui fungsi ratu terlebih dahulu.
Fungsi ratu semut adalah sebagai penghasil telur. Telur bisa dihasilkan karena ratu di buahi oleh beberapa pejantan. Dalam hal ini, ratu menyimpan "sperma" dari semut pejantan dan menyimpannya pada kantung khusus di tubuhnya. Ratu akan menggunakan sperma tersebut untuk membuahi telur-telurnya. Barulah telur bisa berhasil berkembang jadi kroto.
Ada 2 kemungkinan mengapa suatu koloni bisa ada telur tetapi tidak ada ratu :
1. Pernah ada ratu semut disana.
Ketika semut perawat bertemu ratu semut, akan terjadi dimana semut perawat meminta "sperma" dari kantung khusus ratu semut. Setelah mendapatkanya, semut perawat bisa menghasilkan 1 telur setiap harinya. Hal itu mengantisipasi suatu hari ratu semut mati dan belum ada caltu, serta apabila ratu semut berpindah tempat. Dengan adanya semut perawat yang bisa menghasilkan sedikit telur, maka koloni akan terus berkembang. Hal inilah yang menyebabkan sarang yang Anda temukan memiliki banyak kroto namun tidak ada ratunya. Sarang tersebut pernah ada ratunya, dan kemungkinan ratunya sudah mati. Makanya yang bertelur itu semut perawat / pekerja.
2. Ratu masih disana namun lokasinya tersembunyi.
Khusus ratu bisa beda sarang dan tersembunyi dari sarang koloni. Biasanya penyebab ratu beda sarang adalah karena sarang sudah terlalu padat akan semut. Biasanya ratu semut berada pada bagian yang lebih tinggi dari sarang koloni.
Penutup
Budidaya kroto tidaklah semudah kelihatannya. Punya kemauan keras saja belum tentu bisa berhasil. Anda harus di tunjang oleh pengetahuan yang luas dan pengalaman yang memadai. Jika Anda masih pemula, saya sarankan Anda belajar terlebih dahulu ke peternak kroto yang telah berhasil. Setelah punya ilmu memadai, barulah ternak sendiri.
Semoga informasi 11 Penyebab Kegagalan Budidaya Kroto Yang Harus Dihindari tidak terjadi pada Anda. Jika terlanjur terjadi maka segeralah perbaiki. Semoga bermanfaat dan semoga sukses dengan budidaya kroto-nya.
0 comments:
Post a Comment